Pixabay.com |
Sebagian
besar pasti akan menjawab bahwa smartphone
adalah produk unggulan yang mampu bersaing dengan kamera digital. Memang
benar, tidak perlu diragukan lagi kecanggihan smartphone dalam 5 tahun terakhir. Meski begitu, kalian perlu kenal
lebih jauh mengenai kamera digital. Bisa berkenalan dengan kamera analog
mungkin, lebih-lebih kalian pahami lagi sejarah terciptanya kamera digital.
Secara
historis, kamera digital lah yang paling unggul. Kalian pasti mengerti sendiri
kapan smartphone mulai gencar
digunakan. Tahun 2015 adalah waktu transisi paling drastis ketika smartphone mulai merambah dunia
teknologi. Imbasnya, kamera digital terancam punah digunakan.
Elegannya Kamera Digital Saat Masanya
Pixabay.com |
Kamera
digital layaknya motor classic yang
jauh hari sudah berdiri. Tahun 90an adalah waktu paling tepat dimana kamera
digital merupakan produk unggulan yang tidak mampu disaingi siapapun. Sampai terdengar
cuitan bahwa siapa yang mempunyai kamera digital dialah orang terkaya.
Argumen
tersebut tepat sekali, kala itu hanya beberapa orang saja yang mempunyai kamera
digital. Setiap kali mengambil gambar, satu dua orang berdatangan hanya ingin
melihat seperti apa kamera digital. Lucunya, mereka tidak ingin belajar cara
memotret namun sebaliknya malah ingin dipotret lantas di cetak buat pajangan
dirumah.
Ini
menandakan bahwa ketertarikan pada kamera digital masih rendah. Orang-orang ini
hanya menginginkan output yang
dihasilkan. Sekalipun ingin, bisa saja mempunyai kamera digital namun perlu
waktu lama apabila belum mempunyai penghasilan. Memang benar, harga dari kamera
digital setara dengan satu unit motor classic.
Meredamnya Kamera Digital
Pixabay.com |
Kecanggihan
teknologi mengubah segalanya. Kamera digital yang saat itu terbang leluasa
tanpa saingan, perlahan hilang dari peradaban ketika produk baru muncul sebagai
pesaing. Itulah smartphone, batangan
logam berukuran 6 inch dengan berbagai fitur yang ditawarkan. Masa ini dimulai
tahun 2015, ketika satu demi satu smartphone
mulai muncul di pasaran.
Hanya
saja kamera digital masih menjadi primadona. Smartphone belum dibekali kecanggihan kamera layakanya kamera
digital. Mereka unggul dalam hal fitur namun tidak untuk kamera. Alihnya lagi,
orang tertarik pada smartphone karena
mudahnya dibawa kemanapun. Alasan lain digunakan sebagai alat komunikasi.
Hingga
tibalah tahun 2019 ketika smartphone mulai
menambah fitur unggulannya. Kamera utama menjadi fitur unggulan setiap smarphone yang diperjualbelikan. Belum puas
dengan itu, smartphone menambah fitur
kamera dari dua sisi. Hingga terciptalah istilah “Selfie Camera”. Apakah kamera digital diam saja? Saat itu iya,
kamera digital masih menjaga kualitas kamera utama tanpa fitur lain yang
ditawarkan.
Kamera Digitallah Juaranya
Pixabay.com |
Pengguna
smarphone bolehlah berbangga diri
atas barang baru ditangannya. Mudah dibawa, fleksibel, simple, apalagi? Kamera selfie? Kalian boleh bandingkan dengan
kamera digital masa kini. Mampu menyebutkan berapa hal mengenai kamera.
Mau
tidak mau kamera digital adalah nenek moyang smartphone. Sudah jelas bahwa leluhur adalah orang yang menjadi
panutan. Apakah bisa penganut mengalahkan seorang pemimpin? Kecil harapannya, kamera digital tentu tidak diam saja ketika
para pengikutnya mulai meningalkan dirinya.
Bedanya,
kamera digital masih menjaga tradisi lama tanpa ditinggalkan, yaitu keunggulan
dan ketajaman ketika mengambil objek gambar. Jangan tanyakan soal kejernihan,
ketajaman, kecanggihan pada kamera digital. Smartphone
hanya mampu meniru, artinya cuma replika gambar.
Namanya
replika pasti jauh dari mirip. Ingin dibuat sama pasti membutuhkan alat bantu,
hingga muncullah aplikasi editor foto. Apa kamera digital butuh itu? Jangan salah,
melalui pengaturan langsung hasilnya sudah akan muncul. Tidak perlu repot lagi
harus masuk ruang bedah foto.
Pastinya,
kamera digital masih menjadi primadona pengambilan gambar. Siapapun saingannya,
jika fitur utamanya bukan kamera pasti tidak mampu bersaing. Untuk kalian yang hoby dengan fotografi, sebisa mungkin
milikilah kamera digital sebagai bekal mengembangkan skill. Tidak percaya? Coba
saja kalian cek, apakah ada fotografer professional
lahir dengan smartphone.
No comments:
Post a Comment