TANAH HIDUP DIPESISIR PANTAI

Kali ini ijinkan kami berbagi pengalaman ketika berkunjung dipesisi pantai. Tak afdhol rasanya jika hanya menikmati alam hanya sebatas pemandangan pegunungan, alam bebas, air terjun dan lain sebagainya. Objek wisata pantai kali ini melengkapi travelling kami dari sekian tempat wisata, dan ini menjadi hal yang paling berkesan dari sekian kunjungan. Mengapa?? dari tempat ini kami memperoleh banyak sekali ilmu yang belum kita ketahui sebelumnya, mulai dari seluk beluk pantai itu sendiri hingga aktivitas masyarakat sekitar pantai. 




Sekumpulan orang awam seperti kami memang perlu belajar sebanyak - banyaknya dari berbagai tempat, dan ini merupakan awal untuk mencapai tujuan visi misi yang telah kami rangkai. Semua potensi yang ada harus kita ambil sepenuhnya, sehingga tidak ada kata sia - sia untuk bersenang - senang. Waktu yang kami buang ber jam - jam atau bahkan berhari - hari ini terbayar lunas dengan ilmu yang kita peroleh dari sana. Jika dikatan travelling membuat budget anda semakin terkuras itu memang benar dan itu sangat wajar terjadi, tapi apakah kesenangan dapat anda peroleh setiap saat, itu yang perlu anda pertanyakan pada diri anda sendiri.

Oke, tak perlu banyak basa - basi, kami akan mulai short story ini pada awal pertemuan. Seperti  pada cerita sebelumnya, kami berdomisili di kota apel (Malang) dan tujuan kami selanjutnya adalah kota kelahiran presiden RI yang pertama, kota Blitar. Lebih tepatnya adalah pantai tambakrejo kabupaten Blitar. Pada kunjungan kita kali ini sedikit berbeda, kami hanya beranggotakan 8 orang yang biasanya sekitar 15 orang, namun itu tak membuat patah tekad kami untuk tetap travelling. 
Dari Malang kita lakukan perjalanan mulai jam 19.00, setelah sekiranya semua perlengkapan sudah lengkap mulai dari logistik, peralatan masak, tenda, gadget, sesegera mungkin kami awali perjalanan kali ini. Kami selalu melakukan perjalanan pada malam hari, disamping suasana malam yang sangat sunyi, kondisi malam hari menciptakan suasana yang amat menyenangkan, itu sebabnya kami selalu mengawalinya pada malam hari.

Dari kota Malang, kami tiba sampai tujuan sekitar pukul 23.00. Kendala pertama mulai muncul, yang awal mula tujuan awal kami adalah pantai tambakrejo namun pada akhirnya kami sampai di pantai entah apa namanya. Karena sangat minimnya arah petunjuk untuk sampai lokasi serta tidak ada anggota dari kami yang mengenal daerah sekitar. Karena waktu yang sudah menunjukkan tengah malam, tanpa berpikir panjang kami langsung parkirkan kendaraaan roda 2 di tempat sekitar pantai.
Dari pintu  masuk tertulis "Selamat datang di pesisir Pantai Gondo Mayit". Mayit? bayangkan sejenak satu kata itu, kami datang tengah malam, tidak tahu arah dan tujuan namun tiba - tiba disambut dengan tulisan "Gondo Mayit", haha. Dari situ adrenalin kita semakin terpacu untuk mengetahui arti nama itu.

Semua kendaraan sudah terparkir rapi, semua perlatan dan perlengkapan sudah terpenuhi, kini saatnya mencari lokasi untuk mendirikan tenda. Rasa awal mula takut, berubah menghilang ketika seseorang  penduduk sekitar memandu ke tempat tujuan. Temu sapa sudah kami lakukan, perkenalan satu sama lain sudah terjalin. Sebagai seorang perantau wajib hukumnya beramah tamah terhadap siapapun, semua itu adalah modal yang harus dimiliki seorang perantau.
Tepat pukul  01.00 semua  tenda sudah didirikan, minuman  penghangat sudah tersedia, saatnya bagi kami untuk mengistirahatkan rasa lelah selama perjalanan. Canda tawa, bersenang - senang sesaat membuat rasa lelah kian menghilang. Waktu semakin larut, waktunya untuk menikmati kasur ala travelling di tanah rantau (tenda). Kegiatan selanjutnya akan kami kerjakan keesokan harinya, sisa tenaga kami simpan sepenuhnya di keseokan harinya.

Selimut mentari  sudah terbuang perlahan - lahan, sinar fajar kian muncul  dari permukaan. Pemandangan yang sangat luar biasa  kami peroleh saat terbangun dari rumah kecil yang kami dirikan. Udara segar khas pesisir pantai, didukung dengan keindahan sunrise dari barat serta suara ombak yang mendayau - dayu seakan mengajak kami untuk segera bangun dari tidur dan bermain - main di pesisir pantai.

Kondisi tubuh yang masih fresh, seluruh tenaga masih tersimpan penuh, kini waktunya untuk bersenang - senang dan menikmati alam sekitar. Semua dari kami menikmati hari itu, membuang sesaat semua beban yang ada dan menciptakan suasan relaksasi sederhana dari kami sendiri. Kita hilangkan kepenatan perkuliahan selama sepekan dengan berkunjung di tempat idaman.
Matahari semakin menampakkan wujudnya, tidak sudah 2 jam kita habiskan di pagi itu. Jam menunjukkan pukul 08.00 pagi, kesenangan yang amat mendalam membuat kita lupa akan waktu yang berjalan. Sesaat setelah itu, semua berkumpul kembali untuk  menikmati  sarapan  pagi yang sudah kami buat. Sarapan pagi ini memang terkesan sederhana, namun  karena rasa kebersamaan yang sudah kita bangun, semua berkesan mewah disaat itu.

Kondisi badan semakin fit tatkala semua sudah terisi dengan santapan pagi itu.Terik matahari semakin menyengat, kini saatnya untuk mengerjakan agenda selanjutnya. Pemasangan plakat  adalah agenda pertama  kami,berupa papan himbauan  yang sudah kami persiapkan sebelumnya. Dan agenda inti kami  adalah  mencari data seakurat mungkin dari  tujuan lokasi ini.

Setelah semua terasa  sudah selesai, pemangan plakat di pepohonan sudah terlaksanakan, membersihkan limbah - limbah yang ada di pesisir pantai  sudah. Selanjutnya adalah mencari tahu tentang asal muasal pantai ini diberi nama pantai "Gondo Mayit". 1 petugas pantai kami temui untuk melakukan sesi tanya jawab, dan beruntung orang yang kami temui adalah tipikal orang yang ramah. Beliau dengan senang hati menjawab semua pertanyaan yang kami berikan.

"Bapak, kenapa pantai ini diberikan nama pantai "Gondo Mayit"? ucap salah satu teman kami. Sambil tersenyum beliau menjawab, "Dulu di sekitar pantai ini terdapat sebidang tanah yang memiliki fungsi yang lain dari tanah - tanah pada umumnya. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan sebutan tanah hidup, karena benda apapun itu, baik dedauan, benda, makhluk hidup ataupun yang lain, ketika benda itu menyentuh tanah hidup ini akan musnah dengan sendirinya. Itu alasan  mengapa masyarakat menyebut  tanah hidup." Lantas kenapa pantai ini diberikan nama "Gondo Mayit"?  sahut teman kami. "Jadi, pada saat itu masyarakat sepakat untuk memberi tanda berupa nisan dari kayu untuk memberi tanda keberadaan tanah hidup, namun karena ketidak tahuan pengunjung pantai akan keberadaan tanah hidup itu, mereka menyebutnya sebagai makam. Itu mengapa pantai ini diberi nama pantai "Gondo Mayit, jawab sang bapak".

Pertanyaan demi pertanyaan kami ajukan ke beliau, hampir 1 jam kami melakukan wawancara dengan beliau. Tepat pukul 11.00 kami putuskan untuk mengakhiri tanya jawab ini, karena cuaca pada saat itu yang tidak mendukung kami dengan bergegas meninggalkan lokasi tersebut dengan ucapan terima kasih, kami akan lanjutkan di kesempatan yang akan datang. 

No comments: