Tidak
semua kalangan mencintai akan dunia travelling, hasrat yang amat mendalam untuk
mengetahui tempat lingkungan baru, belajar dengan alam, bersosialisasi dengan
penduduk setempat, semua itu tidak bisa diakukan hanya dengan mendengar kajian
teori tanpa mengimplementasikannya secara langsung. Apalagi kita yang statusnya
menyandang sebagai mahasiswa, bukan hal yang baru lagi tentang semua itu.
Kegiatan
mendaki gunung bisa dikategorikan sebagai hobi yang ekstrem, bagaimana kita
memilih medan perjalanan yang baik, menerima keadaan cuaca yang dapat berubah
sewaktu – waktu, memanfaatkan perbekalan semaksimal mungkin. Dan yang
terpenting bagaimana cara kita dapat berkomunikasi dengan baik terhadap sesama
pendaki.
Mojokerto
adalah kota yang terkenal akan usaha – usaha industri yang cukup maju, kegiatan
industri ini sudah melekat pada kota tersebut sejak lama. Tak heran jika polusi
di kota tersebut cukup parah karena kegiatan industri setiap harinya. Namun,
siapa sangka dibalik maraknya polusi yang ada, kota ini masih menyimpan keindahan
alam dibalik hiruk pikuk keramaian kota.
Ini
adalah pengalaman baru yang kami dapat dalam dunia pendakian. Bagi seseorang
pemula, penanggungan adalah opsi yang bagus untuk mencoba sulitnya menjadi
seorang pendaki. Beda dengan wisata yang lain, pantai adalah hal yang sangat
jauh berbeda untuk di samakan kelasnya. Dan kami kira, gunung merupakan tempat
wisata yang tidak dapat disamakan kedudukannya, hanya orang – orang yang sangat
gila travelling yang mampu menaklukannya, haha.
Banyak
sekali perbedaaan yang kami rasakan, mulai dari persiapan, pembekalan,
kendaraaan, perlengkapan harus direncanakan jauh hari sebelum melakukan
pendakian. Karena, hampir dalam setiap destinasi wisata gunung, tidak
tersedianya pedagang – pedagang yang menjajakan dagangannya di puncak gunung,
dan apalagi persediaan air, jangan harap kalian dapat menemukan penjual yang
menjual di puncak gunung. Ini sebabnya mengapa wisata gunung menjadi hal yang
istimewa bagi kami.
Berangkat
dari kota Malang bersama 5 orang dengan 4 kendaraan roda 2 kami awali
perjalanan ini. hanya butuh waktu 2 jam untuk mencapai lokasi tujuan. Ya
memang, mojokerjo adalah tempat yang berdekatan dengan kota malang. Dan apalagi
wisata gunung penanggungan, letaknya berada di perbatasan antara kota Malang
dan Mojokerto.
3
orang dari kami memang sangat awam mengenal wisata gunung, dan untungnya ada
diantara kami yang sudah berpengalaman akan wisata gunung. Jadi cukup mudah
dalam menaklukan gunung, benar bukan?? Haha. Alat camping, perlengkapan, logistik
dan camilan sudah kami rasa cukup untuk bermalam selama 1 hari 1 malam di
puncak gunung penaggungan. Air mineral sebanyak 10 botol ukuran besar juga kami
rasa lebih dari cukup.
Tepat
pukul 16.00 kami memulai naik ke puncak gunung, di tempat lokasi dikenakan
biaya masuk Rp 10.000 orang ditamabah Rp 5.000 untuk parkir kendaraan roda 2.
Cukup biaya yang relatif murah bagi kantong mahasiswa, haha. Untuk sampai ke
puncak gunung memerlukan waktu kurang lebih 2 jam dari lokasi parkir. Namun,
kebanyakan bagi para pendaki kebanyakan memerlukan waktu hampir 3 jam, karena
medan yang cukup sulit.
Beruntung
pada hari itu cuaca sangat bersahabat, mengingat ketika kondisi hujan, untuk
mencapai puncak pasti sangat lama, karena jalanan yang harus dilewati sangatlah
licin. Lanjut ke awal pembahasan, jadi untuk mencapai puncak tedapat 4 pos yang
harus dilewati, dan jarak di setiap pos memerlukan waktu setengah jam, kenapa
ada pos?? Pos – pos tersebut difungsikan bagi para pendaki untuk beristirahat
sejenak dalam perjalanan. Pos pertama dan kedua dapat kami lewati dengan mudah,
namun di pos – pos berikutnya cukup memakan stamina dalam mencapainya. Karena
medan jalanan sangatlah menanjak. Disamping itu kiri kanan perjalanan adalah
jurang. Konsentrasi dan berhati – hati sangat diperlukan.
Sinar
mentari sudah mulai tenggelam, dan kami masih berada di pos ke 3. Sedikit
pesan, untuk mencapai puncak gunung, tidak perlu terlalu bernafsu tinggi dalam
melakukan pendakian. Ingatlah rekan kalian, kebersamaan diperlukan dalam
kondisi seperti ini, tidak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang sama,
stamina yang sama, hasrat untuk mencapai puncak harus selalu tertanam dalam
hati, itu adalah kunci utama sebagai pendorong semangat kita untuk menaklukan
gunung.
Suara
keramaian malam semakin menyusut, perlahan hilang seakan hanya hembusan angin
malam yang mengisi kekosongan malam itu. Ya, semua sudah terlelap dalam mimpi
indahnya, bisa dilihat dari atas bukit, pemandangan yang begitu indah dengan
berpuluh – puluhan tenda para pendaki yang berjajaran dengan diselingi satu
buah lampu tenda didlamnya. Mountaineering bukan bukan hobi baru lagi yang
digandrungi kaum traveller saat ini, bisa dikatakan Mounteneering sudah menjadi
kebutuhan hidup mereka. Berbeda pada tempo dulu, kegiatan pendakian sangat
minim dilakukan oleh beberapa orang, hanya beberapa kalangan saja dan benar –
benar yang memiliki jiwa travelling yang rela menghbiskan waktu untuk
menjalaninya.
Namun,
pemandangan yang begitu menakjubkan akan jauh lebih indah terlihiat dari puncak
gunung penanggungan, dari sana kita bisa melihat kota Malang dari puncak
sekaligus bebersapa wilayah yang ada di Mojokerto. Dan hal yang satu lagi,
kalian bisa melihat gunung yang bersebrangan langsung dari gunung penanggungan
yaitu gunung arjuna. Jika kondisi alam sangat mendukung dan begitu cerah,
penampakan gunung arjuna dapat dilihat dengan jelas. Memang jarak antara gunung
penanggungan dengan arjuna sangat berdekatan. Anda bisa menempuhnya 1 jam
perjalanan dari penanggungan menggunakan kendaraan bermotor.
Kami
habiskan waktu yang sedemikian singkatnya di atas puncak gunung penanggungan,
wisatawan luar negeri pun juga terlihat sangat menikmati keindahan yang
dimiliki Indonesia. Semua kelelahan, keresahan, kegelisahan terbayar lunas
setelah mencapai puncak gunung penanggungan. Jujur, ini adalah pengalaman
berharaga dari kami. Pengalaman pertama melakukan pendakian. Jika ada
kesempatan untuk berlibur, mungkin gunung bisa kami jadikan opsi yang utama
setelah melihat semua ini. haha, bagaiamana dengan kalian???
Writer : Antariksa
No comments:
Post a Comment