LIKA LIKU LENGGOKSONO


           Apa yang kurang dari Malang ? Salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki banyak potensi. Baik dari segi ekonomi, budaya, pendidikan, telebih lagi mengenai wisata. Tidak ada habisnya jika kita mengupas potensi wisata yang dimiliki kota satu ini. Kota apel ini memiliki sejuta lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, dan setiap tahunnya pasti ada wisata baru yang dibuka untuk wisatawan dengan maksud untuk mengurangi rasa bosan. Hal inilah yang sangat saya apresiasi, keuletan masyarakat setempat untuk mengelola dan menjaga tanah kelahiran mereka untuk dapat dijadikan sumber pemasukan sehari – hari.

Jejak Panorama
        Dari ujung timur hingga barat Kota Malang, wilayah mana yang sekiranya tidak adanya wisata alam ? silahkan anda cermati sendiri dengan seksama untuk membuktikan apa yang saya katakan, haha. Jelas setiap wilayah di Malang memiliki wisata, setiap desa memiliki icon / ciri khas sendiri untuk menunjukkan kualitas dan potensi yang dimiliki. Dari desa untuk Kota, dan dari Kota untuk Negara. Hal itulah yang mungkin menjadikan Kota Malang menjadi sangat terkenal.

         Kali ini saya akan bercerita tentang wilayah selatan Kota Malang. Ada yang menarik perhatian kami di wilayah tersebut. Baru – baru ini warga setempat telah membuka wisata baru untuk pecandu travelling, tepatnya di Kec. Tirtoyudho Kab. Malang. Banyu anjlok mungkin sudah familiar bagi semua orang, namun apa anda sudah mendengar mengenai Pantai Pasir Putih ? Pulau Pat ? Pantai Lenggoksono?. Ketiga lokasi itulah yang kami kunjungi akhir pekan kemarin ( 29/09/17 ).

Jejak Panorama
         Tujuan awal tetap pantai Lenggoksono, dan tidak mungkin kami langsung menuju ke pantai yang saya maksud di atas. Kami masih butuh informasi lebih untuk mengunjungi pantai tersebut. Selain itu, kedua pantai tersebut masih belum dibuka untuk umum, hanya kelompok – kelompok aktivis lingkungan yang diperkenankan masuk. Dan tentunya juga harus lebih mengenal dekat dengan masyarakat – masyarakat setempat agar mereka memiliki kepercayaan kepada kami.

    Berangkat dari Kota Malang menuju Kec. Tirtoyudho membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dengan kendaraan roda dua. 8 orang dari kami memulai perjalanan dengan semua peralatan dan alat camping yang sudah kami siapkan. Malang  - Dampit – Tirtoyudho, wilayah – wilayah tersebut yang dapat kalian jadikan patokan untuk mempermudah sampainya ke lokasi. Namun, GPS manusia lebih akurat daripada GPS elektronik. Selain itu, kita juga bisa belajar sopan santun kepada orang yang lebih tua dan yang belum pernah dikenal sebelumnya.

         Cukup Rp 10.000 rupiah yang kami keluarkan untuk masuk ke Pantai Lenggoksono, dan itu pun terhitung sudah dengan parkir kendaraan. Malam hari kami sampai di lokasi, dan ini sudah hal yang sangat wajar kami lakukan di setiap kunjungan. Mungkin di lain kesempatan kami akan datang lebih pagi lagi, haha. Ada beberapa himbauan yang disampaikan petugas pantai.
1.    Jangan telalu dekat dengan air laut saat malam hari.
2.    Izin kepada petugas di setiap kali meninggalkan lokasi.
3.    Jangan ada yang ngelamun ( pikiran kosong ).

Jejak Panorama

Yang dapat digaris bawahi adalah point yang ketiga, jika no.1 dan 2 mungkin sudah sering kita dengar di tempat – tempat lain. Mengapa ? rute dari pintu masuk hingga sampai ke lokasi pantai diharuskan melewati pemakaman umum, sedang jarak antara pemakaman umum dengan lokasi pantai tidak begitu jauh. Itu sebabnya mengapa petugas menghimbau hal yang sedemikian untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan. Oke,  Basa basi sudah selesai, hal terakhir adalah  menikmati malam hari dengan rekan – rekan, diselingi canda tawa, gundukan api unggun, minuman – minuman penghangat dan sedikit camilan – camilan ringan.

Jejak Panorama
Tirtoyudho merupakan wilayah Malang Selatan yang terkenal dengan wisata pantainya. Banyu anjlok, Pantai Sipelot, Pantai Lenggoksono, adalah wisata yang sudah sangat familiar. Dan tujuan kami bukan karena terkenalnya kawasan tersebut, tujuan kami tetap ingin mencari kawasan – kawasan yang masih terjaga potensi alamnya dan belum ada campur tangan pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab. Dari situ, kami dapat mendapatkan banyak pengetahuan mengenai alam.

Pantai Pasir Putih dan Pulau Pat dapat ditempuh 20 menit dengan kendaraan bermotor. Pantai tersebut belum dibuka secara umum, karena masih banyaknya pengunjung di wisata lain. Medan yang ditempuh untuk sampai ke lokasi sangat curam, jalan setapak yang hanya bisa dilalui 1 kendaraan bermotor. 
“ini masih mending mas, kalau sampean ke banyu anjlok lebih parah, satu kali terpeleset langsung jurang. Kalau disini kan masih ada celah sedikit.“ ungkap masyarakat yang sekitar.

Jejak Panorama

          Hal – hal tersebutlah yang menjadikan liburan lebih berkesan, mempunyai wawasan yang lebih terbuka, pengetahuan dari orang – orang baru. Jadi jangan berpikiran kami hanya berhura – hura untuk menghabiskan uang. Kami lebih baik diam saja di rumah jika berpergian tanpa ada pengetahuan yang didapat. Dengan siapa kalian berlibur itu yang bisa dijadikan parameter kebahagiaan kalian. Salam mentari, dan salam dari kami “Jejak Panorama”.

No comments: